468x60 ads

.



10 Tips Menjaga Anak Tetap Sehat

0 komentar

1. Cuci seminggu sekali
“Banyak tas punggung atau tas sekolah memiliki instruksi pencucian dan sebaiknya itu diikuti,” ujar Paul Horowitz, MD, Direktur Medis dari Klinik Anak di Legacy Health System, Portland, Oregon, AS. “Lap disinfektan bekerja baik untuk permukaan tanpa pori seperti kotak makanan,” tambahnya.

2. Jangan menyiapkan bekal saat Anda sedang mencuci
Mungkin Anda berpikir dapat mengerjakan banyak pekerjaan sekaligus. “Ingat, mencuci baju sembari membuat bekal makan siang anak ternyata menjadi cara paling mudah untuk membuat anak sakit,” tutur Charles Gerba, Ph.D, Profesor Mikrobiologi dari University of Arizona, Tucson. “Cobalah untuk tidak melakukan pekerjaan rumah secara bersama-sama. Contohnya, saat membuat bekal makan, Anda menyelanya dengan memasukkan cucian ke mesin pengering. Kotoran yang masih menempel pada pakaian akan pindah ke baju yang sedang Anda kenakan dan dengan mudah menempel di tangan dan pindah ke kotak makanan anak,” ujarnya. Saran Gerba, cuci tangan setelah selesai mengerjakan cucian.

3. Ajari anak mencuci tangan sebelum makan

Mencuci tangan sangat berguna dalam menjaga kesehatan. “Pastikan anak melakukannya sebelum makan apa pun,” kata Neil Schachter, MD, Direktur Medis Perawatan Pernapasan di Mount Sinai, New York, dan penulis The Good Doctor’s Guide to Colds and Flu. Gunakan sabun dan air untuk mencuci tangan dan cuci pula bagian siku. “Sabun antibakteri baik untuk perlindungan ekstra,” ujarnya. Penelitian menunjukkan, orang yang mencuci tangan 7 kali per hari, 40 persen lebih sedikit mengalami pilek dibandingkan dengan rata-rata orang lain.

4. Bawa dua kotak jus

Schachter mengingatkan agar para orangtua mewanti-wanti anaknya untuk tidak berbagi sedotan dari kotak jus dengan teman-temannya, terutama selama musim flu. “Untuk memastikannya, sebaiknya bawakan dua kotak jus.”

5. Potong makanan terlebih dulu.

Berbagi adalah hal yang penting diajarkan kepada anak-anak. Lain ceritanya untuk berbagi makanan, terutama saat musim batuk-pilek. “Jangan memberi teman apel yang telah digigit. Bila anak senang berbagi, potong buah dan roti lapis dalam beberapa bagian untuk membuat acara berbagi menjadi lebih aman,” ujar Schachter. Juga, pastikan mencuci buah dan sayur sebelum mengepaknya dalam kotak bekal makanan anak.

6. Bawakan bekal yang menyehatkan

Walau tidak ada hubungan langsung antara gizi dengan imunitas, anak-anak dengan diet buruk dan tidak mendapat kalori cukup, memiliki sistem kekebalan yang lebih rendah, dan lebih rentan terkena flu atau pilek. Untuk itu, pastikan bekal makanan anak menyehatkan. Bawakan buah, sayuran, dan makanan berprotein seperti roti isi ayam atau selai kacang. Hindari bekal dengan kalori kosong seperti keripik, permen, biskuit, dan makanan olahan yang penuh lemak.

7. Bersihkan tempat makan

“Jika anak mengonsumsi makan siang di meja, bersihkan dengan lap terlebih dulu. Meja cenderung memiliki banyak kuman,” sebut Horowitz. Bawakan lap atau tisu basah dalam tasnya, sehingga anak bisa melakukannya dengan mudah.

8. Gantung tas sekolah saat berada di toilet

Di lantai kamar mandi ada kotoran yang tak terlihat. Ajarkan kepada anak-anak Anda untuk menggantung tas punggung pada kaitan di dinding atau pintu.

9. Bawakan tisu serbaguna

Jangan lupa sertakan tisu kering maupun basah dalam tas anak. Minta anak menutup mulut atau hidung saat bersin atau batuk dengan menggunakan tisu. Setelah itu, buang tisu segera.

10. Siapkan bekal pada permukaan yang bersih

Waspada dengan talenan untuk memotong sayur, daging, serta bahan pangan lainnya. Permukaannya menjadi tempat bagi bakteri untuk berkembang biak. “Talenan rata-rata memiliki sekitar 200 persen lebih banyak bakteri fecal daripada rata-rata yang ada di dudukan toilet,” ujar Gerba. Itu sebabnya, talenan perlu disinfektan. “Jangan memotong ayam dan sayuran pada talenan yang sama tanpa membersihkannya dengan disinfektan,” katanya. Sebaiknya gunakan talenan terpisah untuk memotong daging mentah dan sayuran.

(sumber: gayahidupsehatonline)

TRAUMA KEPALA RINGAN “ANAK JATUH”

0 komentar

Jatuh adalah satu kejadian yang sering terjadi pada anak baik di dalam maupun di luar rumah. Orangtua tentunya sangat khawatir akan akibat yang terjadi, banyak pertanyaan yang timbul pada saat orangtua mengetahui anaknya jatuh, terutama bila kepla terbentur lantai. Beberapa pertanyaan yang timbul adalah: apa yang harus orangtua lakukan, haruskah segera dibawa ke Rumah Sakit. apakah perlu di lakukan pemeriksaan CT Scan kepala, apa yang harus diperhatikan setelah jatuh, apakah akan berpengaruh di kemudian hari, bagaimanakah mencegah anak jatuh?
Trauma kepala dengan luka di sekitar kepala, tidak selalu menimbulkan kegawatan. Sebaliknya benjolan di daerah samping kepala akibat jatuh ternyata dapat menimbulkan kegawatan. Oleh karenanya, diperlukan pengetahuan yang benar tentang trauma kepala ringan. Menurut American Academy of Pediatrics (1999) trauma kepala ringan didefinisikan sebagai trauma kepala dengan status mental dan neurologis pada pemeriksaan awal normal, dan tidak adanya fraktur tulang kepala pada pemeriksaan fisis. Pada keadaan ini dapat disertai kehilangan kesadaran <>


Problem anak jatuh

Tidak semua orangtua mengetahui apa yang harus dilakukan saat melihat anaknya jatuh. Sebenarnya informasi yang perlu diketahui tentang anak jatuh adalah:

  • Posisi anak jatuh, bagian yang terbentur lantai: muka, kepala, atau bagian tubuh lainnya
  • Apakah anak pingsan, berapa lama – Adakah benjolan di daerah kepala
  • Adakah patah tulang: leher, bahu, lengan, atau tungkai
  • Adakah sakit kepala atau muntah

Untuk mengetahui akibat jatuh, orangtua seharusnya perlu melakukan pemeriksaan:

  • Yakinkan apakah anak sadar atau tidak: panggil namanya, goyangkan badannya.
  • Rabalah seluruh bagian kepalanya dengan sedikit penekanan, sehingga memastikan adakah benjolan (hematom), nyeri, atau “dekok” (fraktur kompresi) di kepala.
  • Bila ubun-ubun belum menutup, rabalah ubun-ubun apakah membonjol atau tidak. Ubun-ubun membonjol tanda adanya peningkatan tekanan dalam otak, dapat terjadi karena edema otak atau perdarahan.
  • Gerakkan kepala, dan tangan kakinya untuk memastikan tidak ada patah tulang leher, bahu, tulang belakang atau ekstremitas.
  • Perhatikan dengan teliti: mata, kelopak mata, raut wajah atau senyumnya adakah perubahan?.
  • Pastikan penglihatannya tidak terganggu.

Pada anak jatuh terutama dengan kepala terbentur lantai, beberapa keadaan darurat dapat terjadi:

  • Anak tidak sadar, dapat disebabkan perdarahan dalam rongga kepala (perdarahan epidural, subdural), atau akibat pembengkakan (edema) otak, terkenanya pusat kesadaran saat kepala terbentur.
  • Benjolan (hematom) di kepala terutama bila terdapat di daerah samping kepala (temporal), karena fraktur/retak tulang di daerah tersebut dapat merobek pembuluh darah di dinding tulang kepala.
  • Terbenturnya kepala bagian belakang (oksipital) dengan keras dapat menyebabkan pembengkakan otak sehingga penglihatan menjadi terganggu atau buta dalam beberapa hari.
  • Terbenturnya bagian depan kepala (frontal) dapat menyebabkan hematom di pelipis awalnya. Kadang hematom ini akan turun sehingga kedua kelopak mata atas menjadi bengkak.
  • Kekakuan di leher dapat disebabkan perdarahan subdural yang pada pemeriksaan funduskopi didapatkan papil edema atau perdarahan subhialoid.
  • Keluar cairan atau darah dari hidung dan lubang telinga.

Bawalah segera anak ke rumah sakit bila didapatkan kelainan di atas. Tetapi bila tidak, anak dapat diobsevasi di rumah. Pengawasan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan setiap 2 -3 jam perhari sampai 3 hari setelah anak jatuh. Selama observasi anak tidak diberikan obat muntah, karena dapat menghilangkan gejala muntah yang bertambah.

Bawalah anak segera ke rumah sakit bila selama observasi didapatkan:

  • Anak menjadi tidak sadar atau tidur terus.
  • Anak menjadi delirium, bingung, dan iritabel.
  • Kejang/kelumpuhan pada wajah atau ekstremitas.
  • Sakit kepala atau muntah yang menetap atau semakin bertambah.
  • Adanya kekakuan di leher.
  • Timbul benjolan di kepala terutama pada daerah samping kepala (temporal).

Di rumah sakit perlu dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala untuk melihat adakah fraktur tulang kepala atau perdarahan otak. Rontgen kepala saat ini tidak dianjurkan lagi. Pemeriksaan kepala dilakukan atas indikasi bila dicurigai adanya perdarahan otak dan tidak harus segera setelah jatuh. Ini disebabkan perdarahan otak dapat berlangsung sedikit demi sedikit. Anak yang mengalami perdarahan otak ringan umumnya tidak akan mengalami gangguan perkembangan di kemudian hari.

Pencegahan

Pencegahan sebaiknya dilakukan untuk menghindari anak jatuh atau terbentur kepalanya. Pencegahan dapat dilakukan:

  • Pada bayi kurang dari 6 bulan, apabila sudah dapat berguling, taruhlah kasur di samping tempat tidur.
  • Bila bayi sudah dapat berdiri berikan pelindung di tempat tidurnya.
  • Bila anak sudah dapat berlari awasi dengan ketat, jangan sampai menarik taplak meja atau pintu rak lemari.
  • Hindari pemakaian baby walker tanpa pengawasan.
  • Jangan biarkan air seni berserakan di lantai.
  • Kakak jangan nakal terhadap adik, misalnya: main dorong dorongan

Kesimpulan

Dari uraian di atas, beberapa hal penting pada kedaruratan anak jatuh terutama bila kepala terbentur lantai:

  • Lakukan tindakan pencegahan anak agar tidak jatuh.
  • Periksalah dengan teliti bila anak jatuh, terutama bila kepala terbentur lantai.
  • Observasi klinis anak jatuh di lakukan selama 3 hari setelah anak jatuh.
  • Bawalah ke rumah sakit bila dicurigai adanya perdarahan otak.
  • Pemeriksaan CT Scan kepala dilakukan sesuai indikasi, tidak selalu dilakukan segera setelah anak jatuh.

 

Fifa Media © 2011 Design by Achuy De'segel | Sponsored by Fifa Media - Java Forum - Full Script Page